Angkringan adalah salah satu bagian dari kekayaan budaya kuliner Indonesia terbaik yang berasal dari Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta. Tempat makan sederhana ini telah menjadi fenomena yang terkenal tidak hanya di kalangan masyarakat lokal tetapi juga wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Dengan konsep sederhana, harga yang terjangkau, serta suasana yang akrab, angkringan mampu bertahan dan terus berkembang sebagai simbol kuliner yang lekat dengan budaya lokal.
Daftar Isi
Sejarah Angkringan
Awal Mula Keberadaan Angkringan
Sejarah angkringan bermula pada tahun 1930-an di Jawa Tengah. Tempat makan ini awalnya dikembangkan oleh seorang lelaki bernama Eyang Karso Dikromo yang berasal dari Desa Ngerangan, Klaten. Bersama rekannya, Mbah Wiryo, mereka menciptakan konsep awal angkringan sebagai tempat makan sederhana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada malam hari.
Eyang Karso awalnya menjual makanan khas Jawa Tengah bernama terikan, yaitu hidangan berbahan dasar protein yang dimasak dengan kuah kental. Kemudian, mereka mulai menambahkan menu seperti wedang jahe, teh, kopi, dan camilan tradisional seperti pisang rebus dan singkong goreng. Dari sinilah angkringan mulai dikenal dengan hidangan khas kampung yang disingkat menjadi HIK (Hidangan Istimewa Kampung).
Perubahan Bentuk dan Konsep
Pada awalnya, angkringan dijual menggunakan gerobak pikul, yaitu gerobak kecil yang dipikul dengan bambu. Namun, pada tahun 1970-an, konsep gerobak berubah menjadi gerobak dorong dengan dua roda, yang membuat pedagang lebih mudah membawa barang dagangan mereka. Perubahan ini juga meningkatkan keamanan dan kapasitas barang yang bisa dibawa, menjadikan angkringan lebih fleksibel dan efisien.
Asal Usul Nama Angkringan
Kata “angkringan” berasal dari bahasa Jawa angkring, yang berarti alat atau tempat berjualan makanan secara keliling. Nama ini mencerminkan gaya awal pedagang yang menjajakan dagangannya secara berkeliling menggunakan gerobak pikul.
Pada akhirnya, istilah angkringan merujuk pada tempat makan yang sederhana dengan konsep gerobak, menyediakan menu makanan dan minuman murah yang cocok untuk masyarakat dari berbagai lapisan sosial.
Mengapa Angkringan Lebih Populer di Yogyakarta?
Meskipun angkringan berasal dari Klaten dan Solo, Yogyakarta sering kali dianggap sebagai pusat dari budaya angkringan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
- Keberadaan Mahasiswa dan Wisatawan Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dan destinasi wisata utama di Indonesia. Angkringan menjadi tempat favorit bagi mahasiswa yang mencari makanan murah dan lezat, serta wisatawan yang ingin mencicipi cita rasa lokal.
- Harga yang Terjangkau Menu angkringan yang ramah di kantong, seperti nasi kucing, sate usus, dan wedang jahe, membuatnya menarik bagi berbagai kalangan, dari mahasiswa hingga pekerja kantoran.
- Budaya Nongkrong Suasana santai dan egaliter di angkringan menjadikannya tempat yang ideal untuk berkumpul, berbicara, dan berbagi cerita tanpa memandang status sosial.
Nah, berikut ini adalah artikel yang membahas tentang 6+ Angkringan Yogyakarta yang Terkenal dan Wajib Dikunjungi.
Filosofi Angkringan
Angkringan memiliki filosofi unik yang menggambarkan kesederhanaan dan egalitarianisme. Tempat ini menjadi simbol keakraban dan kesetaraan sosial, di mana siapa saja dapat menikmati makanan sederhana tanpa melihat status atau latar belakang mereka. Di angkringan, percakapan ringan hingga diskusi mendalam tentang politik, budaya, atau kehidupan sering kali terjadi, menciptakan suasana yang hangat dan akrab.
Menu di Angkringan
Menu angkringan sangat beragam dan mencerminkan kekayaan kuliner tradisional Jawa. Berikut beberapa menu khas yang biasanya tersedia di angkringan:
1. Nasi Kucing
Nasi kucing adalah menu paling ikonik di angkringan. Disebut nasi kucing karena porsinya yang kecil, mirip seperti porsi makan kucing. Biasanya, nasi kucing disajikan dengan lauk sederhana seperti sambal, tempe orek, atau ikan asin. Harganya yang murah dan porsinya yang pas membuat menu ini digemari oleh banyak orang.
2. Aneka Sate
Sate adalah menu wajib di angkringan. Pilihan sate yang umum tersedia meliputi:
- Sate usus ayam
- Sate telur puyuh
- Sate ati ampela Sate ini sering kali disajikan dengan bumbu bacem yang manis dan gurih, menjadikannya pendamping sempurna untuk nasi kucing.
3. Tempe Mendoan
Tempe mendoan adalah gorengan khas Jawa yang terbuat dari tempe tipis yang digoreng setengah matang dengan lapisan tepung. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang gurih membuat tempe mendoan menjadi camilan favorit di angkringan.
4. Baceman
Bacem adalah olahan khas Jawa yang menggunakan bumbu manis dari gula merah dan rempah. Tahu dan tempe bacem adalah menu yang sering ditemui di angkringan, memberikan rasa manis yang khas.
5. Wedang Jahe
Minuman hangat berbahan dasar jahe ini sangat populer di angkringan, terutama pada malam hari. Wedang jahe disajikan panas dan memiliki manfaat untuk menghangatkan tubuh, membuatnya cocok untuk menemani suasana malam yang sejuk di Yogyakarta.
6. STMJ
STMJ (Susu, Telur, Madu, Jahe) adalah minuman khas angkringan lainnya yang dikenal kaya akan manfaat kesehatan. Minuman ini disajikan hangat dan sering menjadi pilihan pengunjung yang ingin menambah energi.
7. Teh Tarik
Teh tarik adalah campuran teh dan susu kental manis yang diaduk dengan cara “ditarik” hingga berbusa. Minuman ini memberikan rasa manis dan creamy yang cocok untuk melengkapi makanan di angkringan.
Angkringan sebagai Warisan Budaya
Angkringan tidak hanya sekadar tempat makan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Jawa yang mencerminkan kesederhanaan, keramahan, dan kekayaan kuliner tradisional. Dengan harga yang terjangkau, suasana yang nyaman, dan menu yang menggugah selera, angkringan terus menjadi pilihan favorit bagi masyarakat dari berbagai kalangan.
Angkringan adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan dapat menjadi daya tarik yang kuat. Sejarahnya yang panjang, filosofi uniknya, serta menu yang beragam menjadikan angkringan sebagai ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Yogyakarta atau Jawa Tengah, angkringan adalah pengalaman kuliner yang wajib dicoba. Dengan suasana yang akrab dan cita rasa autentik, angkringan menawarkan lebih dari sekadar makanan—ia menawarkan pengalaman yang membekas dalam ingatan.