Geoforest Watu Payung: Wisata Alam & Seni di Gunungkidul

Yogyakarta, sebagai destinasi wisata yang sarat akan nilai budaya dan keindahan alam, memiliki banyak tempat eksotis yang belum banyak dijamah wisatawan. Salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi adalah Geoforest Watu Payung Turunan, yang terletak di Kabupaten Gunungkidul. Tempat ini bukan hanya menghadirkan pesona alam khas perbukitan karst, tetapi juga merupakan lokasi yang dipenuhi karya seni land art, perpaduan alam dan budaya yang menciptakan pengalaman wisata yang unik dan edukatif.

Sejarah Geoforest Watu Payung Turunan

Sejarah Geoforest Watu Payung Turunan

Geoforest Watu Payung awalnya merupakan kawasan hutan produksi jati yang dikelola untuk kebutuhan kayu komersial. Seiring berjalannya waktu, perubahan paradigma terhadap pelestarian alam dan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan membuat kawasan ini bertransformasi menjadi sebuah objek wisata berbasis konservasi dan edukasi.

Transformasi ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat lokal dan seniman yang ingin mengangkat potensi lokal. Salah satunya adalah Wisnu Ajitama, seniman yang berkontribusi besar dalam mengembangkan kawasan ini melalui pendekatan land art. Bersama komunitas Pandai Ruang, Wisnu mengubah hutan jati yang tandus menjadi ruang seni terbuka, menciptakan instalasi unik dari tanaman saliara dan elemen alami lain yang menjadi daya tarik visual dan artistik.

Daya Tarik Geoforest Watu Payung Turunan

Geoforest Watu Payung Turunan: Surga Wisata Alam dan Karya Seni

1. Panorama Alam Khas Gunungkidul

Geoforest Watu Payung menyajikan lanskap khas perbukitan karst Gunungkidul yang berpadu dengan pepohonan jati yang rindang. Pemandangan lembah Sungai Oya yang membelah hutan menambah keindahan alami lokasi ini. Di pagi hari, kabut tipis menyelimuti perbukitan, menciptakan suasana magis yang sulit digambarkan dengan kata-kata.

2. Titik Terbaik Menikmati Sunrise

Watu Payung dikenal sebagai salah satu spot terbaik untuk menikmati matahari terbit di Gunungkidul. Pada bulan Mei hingga Juni, posisi matahari berada di lintang utara sehingga bisa terlihat jelas dari gardu pandang Watu Payung. Salah satu titik paling populer adalah Spot Hasta Apsari, di mana pengunjung bisa menyaksikan sunrise berlatar pegunungan.

Karya Seni dan Land Art dari Wisnu Ajitama

Keunikan utama dari Geoforest Watu Payung adalah keberadaan instalasi seni alam yang dibangun tanpa merusak ekosistem. Wisnu Ajitama dan komunitas seninya membangun berbagai karya berbasis material alami seperti ranting, tanaman saliara, dan elemen kayu. Karya-karya ini tidak hanya memperindah lanskap, tetapi juga menyatu secara harmonis dengan alam sekitar, menjadikan tempat ini seperti galeri seni terbuka.

Baca Juga: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Panduan Wisata Kebun Buah Mangunan Terlengkap

Aktivitas Wisata di Geoforest Watu Payung Turunan

Aktivitas Wisata di Geoforest Watu Payung Turunan

1. Swafoto dan Fotografi Alam

Berbagai spot foto yang Instagramable menjadi magnet bagi wisatawan, terutama generasi muda. Spot Hasta Apsari dan titik-titik lain di sekitar gardu pandang selalu ramai dikunjungi pengunjung yang ingin mengabadikan momen indah bersama latar perbukitan dan sunrise yang memesona.

2. Camping dan Outdoor Activities

Tersedia area camping ground bagi wisatawan yang ingin menginap dan menikmati suasana malam di hutan. Dengan tarif terjangkau, kamu bisa mendirikan tenda dan menikmati bintang-bintang di langit Gunungkidul. Tempat ini juga cocok untuk kegiatan komunitas, seperti gathering, workshop alam terbuka, dan pelatihan lingkungan.

3. Jemparingan (Panahan Tradisional)

Bagi yang ingin merasakan aktivitas khas budaya Yogyakarta, tersedia fasilitas jemparingan dengan tarif Rp10.000 per 10 anak panah. Aktivitas ini selain menyenangkan juga memperkenalkan kearifan lokal kepada wisatawan.

Fasilitas Pendukung

Untuk menjamin kenyamanan pengunjung, Geoforest Watu Payung Turunan telah dilengkapi berbagai fasilitas seperti:

  • Toilet umum yang bersih
  • Area parkir luas
  • Mushola
  • Pendopo dan aula serbaguna
  • Warung makanan dan minuman
  • Jasa fotografer lokal dengan tarif Rp3.000 per file digital

Selain itu, pengelola juga terus meningkatkan fasilitas dengan membangun jalur pedestrian, ruang ibadah, serta penataan area makan dan istirahat yang lebih baik.

Harga Tiket Masuk dan Tarif Fasilitas

Harga Tiket Masuk dan Tarif Fasilitas Geoforest Watu Payung Turunan

Berikut adalah daftar harga tiket masuk dan fasilitas lain di Geoforest Watu Payung:

  • Tiket masuk: Rp5.000 per orang
  • Camping: Rp15.000 per orang
  • Sewa pendopo: Rp250.000 per hari
  • Panahan tradisional: Rp10.000 per 10 panah
  • Foto profesional: Rp3.000 per file

Seluruh transaksi dilakukan secara tunai di pos retribusi, namun ada rencana integrasi sistem pembayaran digital dalam waktu dekat.

Tips Berkunjung

  • Datanglah pagi-pagi sekali untuk menikmati sunrise tanpa gangguan kabut.
  • Gunakan alas kaki nyaman, karena medan cukup berbatu dan menanjak.
  • Jangan lupa bawa kamera atau ponsel yang baterainya penuh.
  • Jaga kebersihan, buang sampah pada tempatnya.
  • Hindari datang saat musim hujan karena beberapa area bisa menjadi licin.

Geoforest Watu Payung Turunan bukan sekadar tempat wisata alam di Gunungkidul, tetapi merupakan kombinasi harmonis antara keindahan alam, pelestarian hutan jati, dan karya seni alam yang memesona. Terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tempat ini cocok bagi siapa pun yang ingin menyegarkan diri dari hiruk-pikuk kota sekaligus menambah wawasan akan pentingnya konservasi dan seni.

Dengan harga tiket yang terjangkau dan fasilitas yang terus ditingkatkan, Watu Payung adalah bukti bahwa wisata berbasis alam dan budaya dapat berjalan berdampingan secara berkelanjutan.

Peta Lokasi dan Akses Menuju Geoforest Watu Payung Turunan

Geoforest Watu Payung terletak di Dusun Turunan, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasinya berada sekitar 30 kilometer arah tenggara dari pusat Kota Yogyakarta, dengan waktu tempuh sekitar 60–75 menit menggunakan kendaraan pribadi.

Rute perjalanan menuju lokasi ini cukup menantang namun penuh pesona. Pengunjung dapat menempuh rute melalui Jalan Imogiri–Siluk, kemudian melanjutkan ke Jalan Siluk–Panggang hingga menemukan plang penunjuk arah menuju Geoforest. Meski jalan menuju lokasi relatif sempit dan berkelok, kondisi jalannya sudah beraspal dengan pemandangan perbukitan hijau yang menyejukkan mata.

Untuk menuju ke Watu Payung, pengunjung dapat mengikuti rute dari Yogyakarta melalui Jl. Wonosari – Ringroad Ketandan – Perempatan Wiyoro – Pertigaan Piyungan – Bukit Bintang – Patuk – Sambipitu – Bunder – Gading – Pertigaan setelah lapangan terbang (ambil arah kanan menuju Playen) – Pasar Playen – Kecamatan Playen (ambil arah selatan) sekitar 500 meter akan ada pertigaan ambil arah kanan – Menuju arah Air Terjun Sri Gethuk – Pertigaan Air Terjun Sri Gethuk (ambil kiri) – Balai Desa Banyusoco – Ambil arah kiri ke Pedukuhan Gedad – Watu Payung. Meskipun akses jalannya sudah bisa dilalui kendaraan pribadi dan bus, namun jalannya tidak terlalu lebar, berkelok-kelok, serta naik-turun sehingga pengunjung harus hati-hati saat berkendara.

Peta Lokasi Di Google


Rizki

Rizki

Rizki Purnama adalah seorang travel content writer berbakat dengan pengalaman dalam menulis tentang destinasi wisata dan petualangan. Ia memiliki kecintaan yang mendalam terhadap dunia perjalanan dan selalu bersemangat untuk berbagi pengalaman dan cerita menarik melalui tulisannya.
https://xplorejogja.com