Candi Mendut, sebuah peninggalan kuno yang menghiasi kawasan Mungkid, Kabupaten Magelang, menjadi titik penting dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia. Dengan gaya arsitektur yang megah dan relief-relief yang memukau, candi ini menjadi destinasi penting bagi umat Buddha dan para wisatawan yang ingin memahami warisan budaya Indonesia. Harga tiket masuk Candi Mendut sendiri adalah Rp 10.000 per orang.
Daftar Isi
Sejarah Candi Mendut
Candi Mendut merupakan salah satu candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini dibangun oleh Raja Indra dari Wangsa Syailendra dan merupakan cagar budaya yang penting bagi sejarah Indonesia.
Prasasti Kayumwungan yang ditemukan di Karangtengah menyebutkan bahwa Candi Mendut dibangun lebih dulu daripada Candi Pawon dan Candi Borobudur yang terletak dalam satu garis lurus. Candi Mendut memiliki bentuk persegi empat dengan atap bertingkat yang dihiasi oleh stupa-stupa kecil.
Candi Mendut memiliki keunikan tersendiri karena berbeda dengan Candi Borobudur yang menghadap ke arah matahari terbit. Pintu masuk Candi Mendut menghadap ke arah barat, menunjukkan keberagaman arah candi di wilayah tersebut. Candi Mendut juga diyakini sebagai singgasana untuk arca Buddha berukuran besar yang terdapat di dalamnya.
Dilansir dari laman Perpustakaan Nasional, seorang filolog Belanda, J.G. de Casparis, menduga bahwa Candi Mendut didirikan pada tahun 824 M oleh raja pertama wangsa Syailendra. Dugaan ini didasarkan pada isi Prasasti Karangtengah (824 M), yang menyebutkan bahwa Raja Indra telah mendirikan bangunan suci bernama Wenuwana.
Casparis mengidentifikasi Wenuwana sebagai Candi Mendut, yang menjadi alasan mengapa usia candi ini diperkirakan lebih tua daripada Candi Borobudur. Meskipun sebagian besar bangunan candi telah ditemukan kembali pada tahun 1836, pemugaran lebih lanjut dilakukan pada tahun 1897-1904 dan 1908 oleh pemerintah Hindia Belanda di bawah arahan Van Erp.
Keindahan Relief Candi Mendut
Saat mengunjungi Candi Mendut, pengunjung akan disambut dengan keindahan relief yang menghiasi dinding candi. Relief-relief tersebut mengisahkan berbagai kisah seperti tentang burung dan kura-kura, kera dan burung manyar, brahmana dan kepiting, serta berbagai fabel lainnya. Meskipun terlihat seperti cerita untuk anak-anak, sebenarnya relief tersebut memiliki pesan moral yang dalam bagi semua orang yang berkunjung ke Candi Mendut.
Naik ke bagian atas candi, pengunjung akan menemukan 8 relief Bodhisattva dengan berbagai sikap tangan yang berukuran jauh lebih besar dibandingkan dengan panel relief di Candi Borobudur. Keindahan dan kecermatan pahatan relief-relief ini menambah pesona Candi Mendut sebagai salah satu peninggalan bersejarah yang patut untuk dikunjungi.
Isi Relief dan Arca di Candi Mendut: Kekayaan Seni dan Spiritualitas
Candi Mendut, sebuah monumen keagamaan Buddha yang megah, tidak hanya memukau dengan arsitektur fisiknya yang mengesankan tetapi juga dengan keindahan relief dan arca yang terdapat di dalamnya. Dari laporan yang disampaikan oleh Perpustakaan Nasional, kita dapat memahami lebih dalam tentang kekayaan seni dan spiritualitas yang terwujud dalam relief dan arca yang menghiasi Candi Mendut.
Deskripsi Fisik Candi Mendut
Sebagai candi berbentuk segi empat, Candi Mendut memiliki tinggi bangunan keseluruhan sekitar 26,40 meter, berdiri di atas sebuah batur setinggi sekitar 2 meter. Permukaan batur candi dihiasi dengan selasar yang luas dan langkan-langkan yang memperindah struktur keseluruhan. Dinding kaki candi menjadi tempat bagi 31 panel relief yang menampilkan berbagai cerita, pahatan bunga, dan sulur-suluran yang mempesona.
Pada sisi barat, terdapat tangga menuju selasar yang dihiasi dengan beberapa panil berpahat, yang menggambarkan cerita-cerita yang memuat ajaran Buddha. Kemudian, di pintu masuk ke ruangan dalam candi, kita dapat menemukan bilik penampil yang dihiasi dengan relief Kuwera di dinding utara dan relief Hariti di dinding selatan. Seluruh dinding tubuh candi dihiasi dengan relief-relief yang berkaitan dengan kehidupan Buddha, menampilkan cerita-cerita yang sarat akan makna spiritual.
Relief-relief yang Memukau
Relief-relief di Candi Mendut adalah karya seni yang menakjubkan. Pada dinding barat, kita bisa menemukan relief Sarwaniwaranawiskhambi yang menggambarkan sosok yang sedang berdiri di bawah sebuah payung, menciptakan suasana yang tenang dan sakral.
Di dinding selatan, relief Bodhisattwa Avalokiteswara menampilkan Sang Buddha yang duduk di atas padmasana di bawah naungan pohon kalpataru, dengan Dewi Tara bersimpuh di sebelah kanannya, menyiratkan perlindungan dan kasih sayang yang melimpah.
Di sisi timur, relief Bodhisattwa menampilkan Sang Buddha yang berdiri di atas tempat yang mirip lingga, menciptakan suasana yang penuh keanggunan dan kekuatan spiritual. Sedangkan di dinding sisi utara, relief Dewi Tara yang duduk di atas padmasana, diapit dua orang lelaki, menampilkan keanggunan dan kelembutan dalam kehadiran dewi yang melambangkan keberuntungan dan kebijaksanaan.
Kehadiran Arca-arca Buddha
Di dalam Candi Mendut, kita juga dapat menemukan tiga buah arca Buddha yang menjadi pusat perhatian. Pertama, tepat menghadap pintu masuk, terdapat Arca Buddha Sakyamuni yang sedang berkhotbah, menciptakan suasana yang penuh kebijaksanaan dan pengajaran.
Di sebelah kanan, terdapat Arca Bodhisattva Avalokiteswara yang menghadap ke selatan, menampilkan Buddha sebagai penolong manusia, memberikan perlindungan dan pertolongan kepada umat manusia. Di sebelah kiri, terdapat Arca Maitreya yang menghadap ke utara, menampilkan Bodhisattva pembebas manusia, menciptakan suasana kedamaian dan kebahagiaan.
Sinar Kedewaan yang Memancar
Ketiga arca di dalam Candi Mendut dilengkapi dengan ‘prabha’ atau sinar kedewaan di sekeliling kepalanya, menciptakan aura spiritual yang kuat dan memukau. Sinar-sinar ini melambangkan kebesaran dan kemuliaan Buddha, serta menyoroti kehadiran spiritual yang mendalam di dalam candi ini.
Arca Buddha Raksasa di Candi Mendut
Salah satu daya tarik utama Candi Mendut adalah keberadaan arca Buddha raksasa di dalamnya. Terdapat tiga arca setinggi 3 meter yang sangat memukau, yaitu arca Dyani Buddha Cakyamuni atau Vairocana, arca Avalokitesvara, dan arca Bodhisatva Vajrapani. Ketiga arca ini terbuat dari batu utuh dan dipahat dengan kecermatan tinggi sehingga nampak anggun dan gagah.
Arca Dyani Buddha Cakyamuni duduk dengan kedua kaki menyiku ke bawah dan sikap tangan memutar roda dharma. Arca ini menjadi pusat perhatian bagi para pengunjung yang datang ke Candi Mendut. Di sekitar arca Buddha, terdapat rangkaian bunga segar, hiolo, dan hio yang menambah kesakralan tempat tersebut.
Buddhist Monastery di Sekitar Candi Mendut
Tak jauh dari Candi Mendut, terdapat Buddhist Monastery yang hening dan terbuka untuk umum. Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati keindahan bunga teratai yang bermekaran di kolam serta sejumlah stupa yang berjajar menghiasi jalan masuk Buddhist Monastery. Setiap malam, di tempat ini dilakukan ritual chanting atau meditasi dengan cara mendengarkan alunan musik serta nyanyian.
Setiap orang, tanpa terkecuali agama, dapat mengikuti ritual chanting di Buddhist Monastery. Hal ini menunjukkan bahwa Candi Mendut bukan hanya sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha, namun juga sebagai tempat spiritual bagi siapa pun yang ingin merasakan ketenangan dan keberkahan. Keheningan dan keindahan di sekitar Buddhist Monastery membuat pengunjung merasa tenang dan damai saat berada di tempat tersebut.
Alamat, Peta Lokasi dan Jam Buka Candi Mendut
Alamat: Mendut, Mungkid, Magelang Regency, Central Java.
Terletak hanya sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur, Candi Mendut dapat dengan mudah dijangkau oleh para pengunjung. Menempati posisi yang sejajar dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon, candi ini menjadi bagian dari tiga serangkai candi yang terkenal di kawasan Magelang.
Dibangun dari batu bata dengan campuran batu andesit, Candi Mendut menampilkan kekokohan struktur yang menakjubkan. Arsitekturnya juga memiliki kesamaan dengan candi-candi di sekitar Kompleks Candi Dieng dan Candi Gedong Songo, menciptakan keterhubungan budaya yang dalam di wilayah tersebut.
Jam Buka
Friday |
|
Saturday |
|
Sunday |
|
Monday |
|
Tuesday |
|
Wednesday |
|
Thursday |
|
Peta Lokasi
Fungsi Keagamaan dan Budaya
Sebagaimana Candi Borobudur dan Candi Pawon, Candi Mendut berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha Indonesia dan dunia. Tiap tahun, menjelang perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Candi Mendut menjadi tempat sakralisasi air berkah dari Umbul Jumprit dan api alam dari Mrapen.
Para biksu dan umat Buddha berkumpul di sini untuk melakukan pradaksina, sebuah ritual berjalan mengelilingi candi sebanyak tiga kali searah jarum jam, diikuti dengan puja bakti di depan altar. Selain sebagai tempat ibadah, Candi Mendut juga menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik dan objek penelitian oleh para ahli sejarah.
Candi Buddha Yang Bisa Dikunjungi Selain Borobudur
Candi Mendut merupakan salah satu cagar budaya penting yang harus dikunjungi di Indonesia. Dengan sejarahnya yang kaya, keindahan relief-reliefnya, keberadaan arca Buddha raksasa, dan keheningan Buddhist Monastery di sekitarnya, Candi Mendut menawarkan pengalaman spiritual dan sejarah yang tak terlupakan bagi setiap pengunjungnya.
Dengan tiket masuk yang terjangkau, Candi Mendut layak menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin memahami dan merasakan keberagaman budaya dan spiritual Indonesia.