Sejarah Kampung Edukasi Watu Lumbung
Kampung Edukasi Watu Lumbung merupakan salah satu destinasi wisata yang unik di Jogja yang menggabungkan konsep wisata edukasi dengan keindahan alam. Sejarah berdirinya kampung ini bermula dari usaha Muhammad Boy Rifai yang ingin memberdayakan masyarakat sekitar. Area hutan jati yang awalnya dimiliki oleh Muhammad Boy Rifai diubah menjadi kawasan wisata alternatif yang menyatu dengan alam. Konstruksi-konstruksi dari bambu dan rumah-rumah sederhana berdinding kayu dibangun di antara pohon-pohon jati yang tumbuh tegak. Pohon-pohon jati yang tumbuh pun dimanfaatkan sebagai tiang-tiang penyangga konstruksi bambu.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kampung Edukasi Watu Lumbung mulai dikenal sebagai tempat yang menyimpan nilai-nilai edukasi yang tersirat dalam “ritual” unik serta “persembahan” sederhana. Beberapa “ritual” seperti menanam pohon, membaca buku minimal 25 menit, melayani sesama pengunjung serta membantu memasak di dapur adalah cara unik yang dikonsep untuk menanamkan nilai-nilai edukasi kepada pengunjung. Selain itu, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk melakukan “persembahan” berupa 3 buku layak baca untuk perpustakaan. Semua kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang berkesan, tetapi juga mendapatkan reward berupa makanan, minuman, atau merchandise gratis.
Keunikan Kampung Edukasi Watu Lumbung
Salah satu keunikan dari Kampung Edukasi Watu Lumbung adalah konsep wisata yang menyatu dengan alam. Dengan berada di tengah hutan jati, pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang memukau sambil belajar nilai-nilai edukasi yang terkandung di dalamnya. Bangunan-bangunan dari bambu dan rumah-rumah sederhana yang terbuat dari kayu memberikan nuansa alami dan ramah lingkungan. Para pengunjung juga dapat menikmati pemandangan kawasan Parangtritis dari ketinggian, yang memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Selain itu, Kampung Edukasi Watu Lumbung juga menawarkan berbagai fasilitas unik seperti perpustakaan sederhana, tempat kuliner khas ndeso, gardu pandang untuk menikmati senja, serta tempat bermalam seperti cottage, area camping ground, dan tenda yang dapat disewa. Keberadaan tempat kuliner seperti Lembayung, Kedai Wedangan, Kedai Susu, Pusat Sate Kiloan, dan Alas Kuliner menjadikan pengalaman wisata di kampung ini semakin lengkap dengan menyajikan makanan dan minuman khas ndeso sebagai teman untuk menikmati senja.
Kegiatan dan Acara di Kampung Edukasi Watu Lumbung
Di Kampung Edukasi Watu Lumbung, pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan alam dan belajar nilai-nilai edukasi, tetapi juga dapat mengikuti berbagai kegiatan dan acara yang diselenggarakan di tempat ini. Kegiatan seperti menanam pohon, membaca buku, melayani sesama pengunjung, dan membantu memasak di dapur merupakan bagian dari “ritual” yang dikonsep untuk menanamkan nilai-nilai edukasi kepada pengunjung. Selain itu, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk melakukan “persembahan” berupa buku layak baca untuk perpustakaan.
Selain kegiatan rutin, Kampung Edukasi Watu Lumbung juga sering mengadakan acara-acara spesial seperti musik akustik yang biasa digelar di hari Jum’at. Acara musik ini menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung untuk tinggal lebih lama dan menikmati suasana malam yang berubah melankolis. Tak jarang pula sekolah atau kampus memanfaatkan kawasan wisata ini untuk acara-acara berkemah atau semacamnya. Dengan berbagai kegiatan dan acara yang diselenggarakan, Kampung Edukasi Watu Lumbung menjadi destinasi wisata yang menarik bagi semua kalangan.
Dengan berbagai keunikan, kegiatan, dan acara yang ditawarkan, Kampung Edukasi Watu Lumbung menjadi destinasi wisata edukasi yang unik di tengah hutan jati. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam, belajar nilai-nilai edukasi, serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan acara yang diselenggarakan di tempat ini. Dengan konsep wisata yang ramah lingkungan dan berkesinambungan, Kampung Edukasi Watu Lumbung menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman sambil menikmati keindahan alam Jogja.
