Candi Kedulan (Dalam Akasara Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦏꦺꦝꦸꦭꦤ꧀, dibaca Candhi Kédhulan) adalah sebuah situs purbakala berlatar belakang Hindu yang terletak di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini dibangun sekitar abad ke-8 hingga ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Daftar Isi
Sejarah Candi Kedulan
Candi Kedulan ditemukan secara tak sengaja pada tahun 1993 oleh para penambang pasir. Penemuan ini menjadi sebuah kejutan karena candi ini sebelumnya tidak pernah diketahui keberadaannya. Di lokasi penggalian, ditemukan dua buah prasasti yang mengundang pertanyaan tentang desa kuno bernama Pananggaran dan sebuah bendungan di dekatnya.
Penemuan Prasasti
Pada 12 Juni 2003, ditemukan 2 buah prasasti di lokasi penggalian Candi Kedulan. Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi dari prasasti tersebut menyinggung tentang pembebasan pajak tanah di Desa Pananggaran dan Parhyangan, pembuatan bendungan untuk irigasi, pendirian bangunan suci bernama Tiwaharyyan, serta ancaman kutukan bagi siapapun yang tidak mematuhi aturan.
Beberapa arkeolog menduga bahwa prasasti tersebut berkaitan dengan pendirian Candi Kedulan. Bangunan suci Tiwaharyyan diduga merupakan Candi Kedulan itu sendiri. Desa Pananggaran yang diceritakan pada prasasti diduga berada di wilayah sekitar candi, begitu pula bendungan yang dimaksud.
Namun, hingga saat ini belum ditemukan jejak bendungan kuno yang dimaksud. Mungkin bendungan itu dibangun di Sungai Opak yang berjarak 4 km dari lokasi candi, atau mungkin juga di sungai yang kini sudah tidak ada lagi karena tertutup lahar letusan Gunung Merapi seribu tahun silam.
Prasasti Sebagai Penanda Sejarah
Candi Kedulan juga menyimpan sejumlah prasasti yang memberikan wawasan yang berharga tentang masa lalu. Prasasti-prasasti seperti Sumundul, Pananggaran, dan Tlu Ron memberikan gambaran yang jelas tentang pembangunan bendungan di sekitar kompleks candi pada masa itu.
Pembangunan Bendungan dan Kegagalan
Prasasti-prasasti tersebut mencatat pembangunan bendungan yang menjadi bagian integral dari kompleks Candi Kedulan. Namun, catatan sejarah juga mencatat beberapa kegagalan dalam pembangunan bendungan tersebut, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti bencana alam dan masalah teknis.
Peran Raja Balitung
Raja Balitung, penguasa pada masa itu, memainkan peran penting dalam upaya membangun bendungan. Kehadirannya sebagai pemimpin pembangunan menunjukkan keseriusan dan komitmen untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proyek tersebut.
Makudur Sebagai Pemimpin Pembangunan
Keputusan untuk menunjuk seorang makudur sebagai pemimpin pembangunan merupakan langkah yang tidak lazim pada masa itu. Namun, hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas dalam mencari solusi untuk masalah yang dihadapi.
Hikmah dari Peninggalan Sejarah
Penemuan Candi Kedulan tidak hanya memberikan informasi tentang masa lalu, tetapi juga memberikan hikmah tentang pentingnya menjaga dan merawat warisan sejarah. Sebagai bagian dari khazanah kajian sejarah dan kebudayaan, candi ini menjadi amanah bagi kita untuk mempertahankan keberadaannya.
Proses Rekonstruksi Candi Kedulan
Ketika mengunjungi Candi Kedulan, pengunjung bisa menikmati proses rekonstruksi candi yang sangat rumit. Lokasi penggalian candi ini sedalam 7 meter dan berisi batu-batu candi yang tersebar ke segala penjuru. Kompleks Candi Kedulan terdiri dari 1 candi induk dan 3 candi perwara yang semula berdiri. Saat ini, bagian kaki candi induk tengah diuji kekokohannya agar dapat ditumpangi batu-batu lain pada tahap selanjutnya.
Mengelilingi daerah sekitar lokasi penggalian, pengunjung akan melihat batu-batu candi yang tengah direkonstruksi dengan cara mencocokkan batu satu dengan batu lainnya. Batu yang telah berhasil dicocokkan diberi simbol-simbol tertentu yang ditulis menggunakan kapur.
Konstruksi sementara bangunan pagar pembatas selasar candi, atap, bilik candi, dan beberapa bagian tubuh candi lainnya juga terlihat. Pengunjung juga dapat melihat lingga dan yoni yang diduga merupakan komponen yang mengisi bilik candi.
Beberapa ornamen yang menghias candi juga sudah bisa dinikmati keindahannya meskipun candinya masih dalam tahap rekonstruksi. Misalnya, relief naga di bawah yoni yang diperkirakan mengisi bilik utama candi induk, figurnya berbeda dengan naga penghias yoni candi di Jawa Tengah lainnya karena terlihat memiliki rahang. Selain itu, terdapat pula relief dewa di beberapa bagian dinding candi, hiasan sulur-suluran, roset, serta relief motif batik.
Perkiraan Rancangan Candi Kedulan
Di ruang informasi di sebelah lokasi penggalian, pengunjung dapat mengetahui perkiraan rancangan Candi Kedulan. Berdasarkan hasil perkiraan, candi induk memiliki tinggi 8 meter, terbagi menjadi bagian kaki, tubuh, dan atap.
Tubuh candi terdiri dari 10 lapis batu dengan tinggi 2,4 meter, memiliki beberapa relung yang berisi arca Ganesha, Agastya, Durga, Nandaka, dan Nandiswara, serta mempunyai selasar sempit yang diduga hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu. Atap candi terdiri atas 13 lapis batu andesit.
Di ruang informasi tersebut, pengunjung juga dapat melihat puing-puing mangkuk berhias dan barang gerabah yang diduga digunakan dalam ritual peribadatan di candi ini. Selain itu, ada juga kayu-kayu yang berasal dari pepohonan yang tumbuh semasa candi ini berdiri. Salah satu serpihan kayu pohon tersebut pernah dibawa seseorang untuk diukir, namun dikembalikan lagi karena orang yang membawanya mengalami petaka.
Berbagai foto benda-benda lain yang ditemukan selama penggalian juga dapat dilihat di ruang informasi. Ada foto arca dewa berbahan perunggu dan foto prasasti Pananggaran dan Sumudul yang ditemukan pada tahun 2003.
Pada dinding ruangan, terdapat gambaran lapisan tanah tempat batu-batu candi ditemukan, serta foto-foto yang menggambarkan proses penggalian yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Salah Satu Destinasi Wisata Bersejarah di Jogja
Candi Kedulan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang menarik untuk dikunjungi di Yogyakarta. Dengan proses rekonstruksi yang masih berlangsung, pengunjung dapat melihat bagaimana para ahli bekerja keras untuk membangun kembali candi yang runtuh tersebut. Melalui prasasti dan artefak yang ditemukan, sejarah dan keberadaan desa kuno Pananggaran dan bendungan di dekatnya semakin terungkap.
Dengan begitu banyak teka-teki yang masih menunggu untuk dipecahkan, Candi Kedulan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para penggemar sejarah dan arkeologi. Dengan mengunjungi candi ini, pengunjung dapat merasakan langsung pesona dan keindahan dari bangunan-bangunan kuno tersebut.
Alamat dan Peta Lokasi Candi Kedulan
Alamat: Kedulan, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571.